Resume “Dasar Menulis: Kata, Kalimat, dan Paragraf”


Pemateri : Imam Fitri Rahmadi


Resume, Tanggal 9 April 2020

Uri Sahuri, S.Pd.
NIB : G8-131
SDN Jatimulya I Majalengka Jawa Barat

Diawali dengan Profil Nara Sumber


Perkenalkan, saya Imam Fitri Rahmadi, dosen Universitas Pamulang yang sekarang sedang kuliah S3 di Johannes Kepler Universität Linz Austria (2019-sekarang).
      Sekilas tentang saya. Saya pernah menulis 2 buku yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo ketika masih kuliah S1 di UIN Jakarta (2018-2013). Pada penghujung kuliah S2 di Universitas Negeri Jakarta (2016), saya mulai tertarik untuk menekuni penulisan akademik. Pada akhirnya, ketika mulai menjadi dosen di Universitas Pamulang (2017), saya mengelola jurnal, menjadi reviewer jurnal kampus lain, dan banyak mengikuti pelatihan penulisan akademik bahasa Inggris untuk keperluan persiapan studi lanjut ke luar negeri.
       Saya juga ngeblog di sini: tigabelase.wordpress.com, ini merupakan blog saya yang kesekian kalinya, berisi tulisan tentang bagaimana menulis dalam konteks akademik. Semester ini, saya mengambil mata kuliah Academic Writing English untuk belajar lebih lanjut tentang penulisan akademik


Nara sumber membagi sesi selama 120 menit ini menjadi 3 bagian:
1. 30 menit: membaca materi
2. 60 menit: diskusi atau tanya-jawab materi
3. 30 menit: latihan menyusun paragraf

Berikut Resume materi malam ini,
Dasar Menulis: Kata, Kalimat, dan Paragraf

 Pemilihan Kata

Perihal pilihan kata disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal, dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan hal yang sama. Cermati tiga kalimat di bawah ini:
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah
Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa dari kalimat.


Penulisan Kalimat

Kalimat terdiri dari kalimat sederhana (simple sentence), kalimat gabungan (compound sentence), kalimat kompleks (complex sentence), dan kalimat campuran.

Sederhana:
Saya membaca tulisan di blog

Gabungan:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan saya tentang cara menulis kalimat.
Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau), yet (namun), so (sehingga).

Kompleks:
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
Kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara), dan lainnya.

Campuran:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan saya tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.

Penyusunan Paragraf

Paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat topik (topic sentence) sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Supaya enak dibaca dan tulisan mudah dipahami, susun paragraf deduktif.

Gunakan bentuk kalimat sederhana untuk membuat kalimat topik. Cara gampang untuk membuat kalimat topik, adalah pastikan anda meletakkan ide pengontrol atau controlling idea pada setiap kalimat topik. Bentuk kalimat penjelas harus bervariasi, terdiri dari kalimat gabungan dan kompleks, serta dilengkapi dengan konjungsi sebagai transisi antar kalimat supaya paragraf mengalir dengan baik, enak dibaca, dan mudah dipahami.

Contoh paragraf yang baik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.


Setelah selesai Materi dilanjutkan tanya jawab, diantaranya:
1.  Dari Dito Anurogo. Dosen di Unismuh Makassar.
1. Bagaimana proses dan rahasia kreatif Anda?
2. Adakah hambatan terbesar selama proses kreatif ini?
3. Bagaimana Anda melihat fenomena literasi pada generasi milenial saat ini?
Terutama dengan maraknya medsos dan berita hoaks.
Jawaban :  
 1. Proses dan rahasia kreatif yang saya lakukan adalah dengan membaca.
Inspirasi itu secara ilmiah bukan berarti ditemukan dengan merenung di bawah pohon atau duduk di pinggir danau sambil melamun. Jika anda ingin menulis, berarti harus banyak baca dulu. Memperbanyak input sebelum outputnya ditulis.

2. Hambatan terbesar adalah mencari Niche alias topik yang orisinil yang belum ditulis oleh orang lain. Saya lebih sudah menyebutnya sebagai tantangan. Ibarat mau meneliti, tantangannya adalah mencari reserach gap sebagai novelty penelitian kita.

3. Literasi digital generasi milenial masih sangat minim. Gerakan literasi digital di Indonesia sudah banyak yang mengarah ke penanggulangan hoaks, ciber bullying, pornografi, dan lainnya. Justru yang kurang adalah literasi digital untuk keperluan akademin sebagai bekal generasi milenial untuk belajar di era digital. Belum ada gerakan literasi digital yang mengarah ke situ. Tahun kemarin saya meneliti literasi digital untuk keprluan akademik bagi mahasiswa generasi milenial dengan hibah PDP Dikti. Senang jika ada yang meneruskan penelitian itu.

2. Bagaimana tips memilih konjungsi yang tepat untuk menghubungkan setiap kalimat dlm satu paragraf dan bagaimana menghubungkan antar paragraf. (Bilal - Bengkulu)

Jawaban :   
Konjungsi antar kalimat dipilih berdasarkan jenis kalimatnya.
Sedangkan, konjungsi antar paragraf dikontrol dengan kalimat topiknya.
Untuk menjawab ini harus melihat gambaran besar struktur sebuah artikel.


3. Bagaimana cara membuat diksi yang indah dan bisa dinikmati oleh pembacanya? Suheri, Tangerang

Jawaban :
Diksi tidak perlu indah yang penting sampai pada pembaca. Jadi, dalam memilih diksi sesuaikan dengan target pembaca. Diksi yang terlalu tinggi itu justru bikit tulisan melayang dan tidak menyentuh ke tanah. Ibaratnya begitu. Itu istilahnya adalah inflated words.
Ada 6 prinsip dalam memilih diksi:
1. Pilih kata yang mudah dipahami
2. Gunakan kata yang spesifik dan kontekstual
3. Pilih kata yang paling kuat diantara pilihan diksi yang ada
4. Lebih baik, tekankan pada penggunakaan kata yang positif daripada sebaliknya
5. Hindari penggunaaan diksi yang tinggi secara berlebihan
6. Juga hindari diksi yang terlalu jadul

4. Apakah bisa untuk memperjelas kalimat yang dimaksud menggunakan bahasa dalam sebuah kalimat  menggunakan bahasa lokal. Dan apakah daerah lain paham jika menggunakan bahasa lokal.  Jika tanpa ada keterangan yg umum/ bahasa yg duketahui oleh umum.

Jawaban :  Bisa. Cara penulisannya, bahasa lokal dituliskan dengan huruf miring. Kemudian dikasih penjelasan apa yang dimaksud dari istilah lokal yang digunakan tersebut. Apabila sudah ditulis miring sebetulnya dalam kaidah penulisan bahasa indonesia semua orang sudah paham kalau iti istilah di luar bahasa indonesia.

5. Apakah ide yang kita tulis harus dijelaskan dengan detail ataukan kita menganggap bahwa pembaca sudah punya schemata sehingga beberapa hal tidak perlu kita jelaskan dengan rinci. (Iin, Kediri)

Jawaban :  
Jika dalam karya fiksi dan/atau dalam penulian personal, ide justru disimpan. Seperti cerpen yang ada plotnya, ide ditaruh di klimaks atau dikasih tahu pelan-pelan supaya pembaca penasaran.

Namun, dalam penulisan non-fiksi dan/atau penulisan formal dan akademik, ide justru harus disebutkan secara gamblang di depan. Ide harus sudah ditonjolkan di pendahuluan, diturunkan jadi kalimat topik, dan disimpulkan di akhir.

Misal, dalam menulis artikel jurnal, bahkan ada yang namanya abstrak yang berisi isi tulisan, dengan membaca abstrak saja sudah tahu gambaran seluruh isi artikelnya.

Dalam penulisan formal, para jurnalis meletakkan semua ide/informasi penting di paragraf pertama, baru informasi yang tidak penting di belakang. Namanya model piramida terbalik seperti ini.

6. Dalam beberapa bntuk paragraf. Mana yg lbih efektif digunakan, deduktif atau induktif?. (Ropiyanto. Curup - Bengkulu)

Jawaban :  
Dalam penulisan formal dan akademik, paragraf deduktif lebih efektif dan sangat disarankan.





Latihan 1:

Bapak dan Ibu, paragraf ini belum memiliki kalimat topiknya. Jadi kasihan, anak kalimatnya tidak memiliki induk kalimat. Minta tolong untuk dibuatkan kalimat topiknya kemudian ditaruh sebagai kalimat pertama pada paragraf tersebut.

Pemerintah menghimbau kepada masyarakat agar diam di rumah untuk mencegah penyebaran virus covid 19. Tetap di rumah saja dinilai sebagai salah satu cara yang paling efektif. Menggunakan masker ketika terpaksa harus bepergian dan selalu menjaga jarak dengan orang lain merupakan cara lainnya. Senantiasa jaga stamina dengan istirahat yang cukup juga dapat dilakukan untuk menjaga imun tetap baik sehingga tidak rentan tertular.


Latihan 2:

Paragraf ini baru ada kalimat topiknya. Mohon tambahkan minimal 3 kalimat penjelas:

Pendemi koronavirus mengubah pola orang dalam bersosialiasi, bekerja, dan belajar di Indonesia. Semua aktivitas seluruh masyarakat Indonesia nyaris lumpuh semuanya. Pegawai negeri, pegawai swasta, buruh pabrik semuanya berhenti beraktivitas karena koronavirus. Masyarakat luas seluruhnya menjadi takut untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya, semua karena koronavirus. Pendemi koronavirus menjadi sesuatu yang sangat menakutkan dan karenanya telah mengubah pola kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya.


Latihan 3:

Buat satu paragraf dengan tema bebas. Kalimat topik harus memiliki ide pengontrol. Paragraf memiliki setidaknya 3 kalimat penjelas yang mendukung atau menjelaskan lebih lanjut ide pengontrol.


Mengisi malam yang sunyi dengan belajar menulis paragraf. Belajar menulis paragraf rasanya lebih terasa tenang dengan situasi yang sunyi ini. Pikiran lebih fokus, ide dan gagasan lebih mudah muncul. Namun demikian saya belum punya kemampuan untuk merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang menarik dalam sebuah paragraf. Dengan kemampuan menulis yang minimal, saya terus mencoba menulis di malam yang semakin sunyi.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku

Menerbitkan Buku dari Hasil Penelitian Tindakan Kelas